Apakah Game Membuat Bodoh? Menjelajahi Mitos dan Fakta

KacaTeknologi.com – Video game kerap dikatakan dapat membuat kecerdasan otak menurun karena dapat membunuh sel otak, namun kini banyak peneliti yang justru mencoba memahami bahwa game dapat meningkatkan kepintaran seseorang. Mitos atau fakta?

Oleh karenanya, perlu pemahaman mendalam mengenai benefit atau kekurangan dari video game, dan jenis game apa yang harus dihindari atau dimainkan agar dapat meningkatkan kecerdasan?

Korelasi Antara Video Game dan Kepintaran Seseorang

Korelasi Antara Video Game dan Kepintaran Seseorang

Sebuah penelitian yang baru dipublikasikan dalam Scientific Reports, yang dilakukan oleh para peneliti dari Jerman, Swedia, dan Belanda, mengevaluasi pengaruh berbagai bentuk waktu layar, termasuk menonton televisi dan bermain game, terhadap kognisi anak-anak berusia sembilan hingga sepuluh tahun selama periode dua tahun.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa “anak-anak yang menghabiskan waktu lebih banyak bermain video game pada usia sepuluh tahun rata-rata tidak memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak bermain game” dan “menunjukkan peningkatan kecerdasan yang paling signifikan setelah dua tahun, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.”

Pembahasan lebih lengkap dari penelitian tersebut sudah pernah dibahas pada artikel Apakah Game Dapat Meningkatkan Kecerdasan Anak?

Dampak Video Game Terhadap Otak Manusia

Dampak Video Game Terhadap Otak Manusia

1. Game Dapat Meningkatkan Kecerdasan Kognitif

Meskipun studi yang dilakukan oleh Scientific Reports bahwa game dapat meningkatkan kecerdasan cukup menarik, tetapi penelitian tersebut masih belum meyakinkan. Berikut alasannya:

  1. Para peneliti hanya melihat video game secara umum dan tidak membedakan antara jenis game yang berbeda. Hal ini membuat kita tidak mengetahui apakah game dengan genre tertentu seperti first person shooter (FPS), game teka-teki, atau game mewarnai, memiliki dampak yang sama terhadap kecerdasan.
  2. Penelitian tersebut hanya menyelidiki apakah bermain video game memiliki dampak pada kecerdasan, namun tidak menjelaskan secara rinci bagaimana hal tersebut terjadi. Padahal, jika game memang memiliki nilai pendidikan, para peneliti seharusnya dapat menunjukkan dengan jelas di mana game dapat memengaruhi otak dan meningkatkan keterampilan kognitif.

Pada sisi lain, terdapat peneliti seperti Ashinoff dalam jurnalnya yang berjudul “The Potential of Video Games as a Pedagogical Tool” yang lebih matang dalam menjelaskan manfaat game dalam meningkatkan keterampilan kognitif, antara lain:

  1. Pada dasarnya, game adalah teka-teki yang membutuhkan keterampilan kognitif untuk dipecahkan. Sebuah survei akademik menyebutkan bahwa “game dapat menuntut kemampuan analitis, visuospasial, dan pemecahan masalah tingkat lanjut serta memanfaatkan aspek-aspek lain dari sumber daya kognitif.”
  2. Video game juga dapat membantu dalam proses menghafal. Temuan ini didukung oleh penelitian dari National Institute of Aging, di mana di dalamnya disebutkan bahwa permainan populer seperti Mario dan Angry Birds dapat meningkatkan kemampuan memori pengenalan pada orang dewasa dalam waktu singkat.
  3. Desain video game mencerminkan proses pembelajaran yang kita temui di lingkungan pendidikan. Ashinoff menyebutkan, hal ini sama halnya antara level pada game dengan kelas di sekolah. Banyak permainan dimulai dengan level tutorial sederhana yang mengajarkan pemain tentang dasar-dasar mekanisme permainan. Kemudian barulah berangsur dalam tugas yang lebih kompleks. Begitupun dengan tingkatan dalam dunia pendidikan, yaitu pembelajaran bertahap.

2. Kecanduan Game Dapat Menurunkan Kinerja Otak

Pada penelitian yang dipublikasikan di Addiction Biology, menjelaskan bahwa korteks prefrontal, bagian otak yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan, penilaian, dan pengendalian diri, tidak dapat berkembang secara maksimal karena efek dari kecanduan game, seperti:

  • Pemain game cenderung memilih untuk bermain game, versus mencapai tujuan jangka panjang seperti melatih skill untuk masa depan.
  • Pecandu game memiliki kontrol impuls yang terbatas. Kondisi ini sering terjadi pada individu yang mengalami skizofrenia, down syndrome, autisme, yang memiliki kendala dalam mengendalikan impuls.
  • Gangguan tidur atau insomnia.
  • Gangguan kondisi kesehatan mental termasuk kecemasan, stres dan depresi.
  • Tidak terkontrolnya perubahan suasana hati, seperti mudah marah dan agresif.
  • Kurangnya berinteraksi dengan sekitar dan cenderung memiliki konflik keluarga atau masalah hubungan.
  • Kurangnya motivasi, konsentrasi dan energi.
  • Sering merasa Kesepian.
  • Prestasi akademik yang buruk dan kehilangan peluang karir.
  • Kehilangan minat pada aktivitas lain.

Dari dampak buruk yang dihasilkan di atas, penting juga bagi kamu untuk memilih game yang dimainkan sehingga dapat mendukung perkembangan otak.

Jenis Game yang Dapat Meningkatkan Kecerdasan Otak

Beberapa genre game yang melibatkan pemikiran dengan cukup kompleks, dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan otak, antara lain:

  • Teka-teki: Game teka-teki seperti sudoku, teka-teki silang, dan teka-teki logika dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, logika, dan pemikiran kritis.
  • Strategi: Game strategi seperti catur, Go, atau permainan perang dapat melatih kemampuan perencanaan, analisis situasi, pengambilan keputusan, dan pengembangan strategi jangka panjang.
  • Pikiran Terbuka: Jenis game seperti catur, di mana pemain harus berimprovisasi dan beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah, dapat melatih kreativitas, fleksibilitas berpikir, dan kemampuan berpikir lateral.
  • Puzzles dan Enigma: Game yang melibatkan pemecahan teka-teki, seperti Rubik’s Cube atau permainan dengan teka-teki rumit, dapat melatih pemikiran spasial, keterampilan visual, dan pemecahan masalah kompleks.
  • Simulasi: Game simulasi seperti simulasi manajemen bisnis, simulator penerbangan, atau simulasi ilmiah dapat membantu mengembangkan pemahaman konseptual, keterampilan analitis, dan pemecahan masalah dalam konteks yang realistis.
  • Memori dan Fokus: Game yang dirancang khusus untuk melatih memori dan meningkatkan fokus, seperti permainan memori atau permainan yang menguji reaksi cepat, dapat membantu mengasah kemampuan kognitif dasar.

Berikut rekomendasi game online yang disarankan untuk mengasah kemampuan analitis, visualisasi, dan pemecahan masalah:

1. Code Panda – Permainan Asah Logika

Code Panda - Permainan Asah Logika

Code Panda adalah sebuah game yang menawarkan pengalaman seru dalam mengasah logika pemrograman. Dalam game ini, pemain akan memainkan peran sebagai Panda yang harus menavigasi berbagai tantangan dan teka-teki untuk mendapatkan bambu.

Melalui penggunaan fungsi-fungsi seperti gerakan lurus, belok kanan, dan lainnya, pemain diuji untuk merancang serangkaian instruksi yang tepat agar panda dapat mencapai tujuannya.

Code Panda - Permainan Asah Logika

Game ini cocok untuk mengasah logika terlebih lagi dalam pemrograman terdapat suatu kondisi seperti “if else” yang dirancang untuk memenuhi kondisi tertentu.

2. Develobears – Game Simulasi Developer

Develobears - Game Simulasi Developer

Berbeda dengan Code Panda yang hanya mengedepankan logika saja, Develobears hadir sebagai game simulasi yang membuat kamu seoloah-olah menjadi pengembang game.

Di dalam game ini, kamu akan mempelajari bagaimana caranya menyusun animasi dalam membuat karakter game, membuat map untuk game, menyesuaikan suara (SFX) sehingga game menghasilkan suara yang ciamik, dll. Intinya kamu akan berperan sebagai game developer di permainan ini.

Develobears - Game Simulasi Developer

Hal yang paling saya suka dari game ini adalah selain melatih logika dan kemampuan analisis, game ini juga membantu pemain untuk memahami bagiamana workflow dari pembuatan sebuah game.

Develobears - Game Simulasi Developer

3. Bomb The Bridge – Permainan Strategi

Bomb The Bridge - Permainan Strategi

Permainan strategi akan mengasah kemampuan analitis kamu, dimana kamu harus merancang strategi sebaik mungkin untuk berhasil menyelesaikan level.

Dalam game Bomb The Bridge, kamu dituntut untuk menghancurkan jembatan yang akan dilewati oleh pasukan dengan memasang bomb pada titik yang sesuai. Apabila strateginya tidak sempurna, maka jembatan kemungkinan gagal untuk hancur.

Bomb The Bridge - Permainan Strategi

Kamu juga diharuskan untuk membuat pasukan musuh gagal melewati jembatan, dengan demikian kamu akan mendapatkan skor tinggi. Bahkan saya sendiri gagal beberapa kali dalam menghancurkan jembatan, padahal game ini sangat sederhana. Berikut buktinya 😀

Bomb The Bridge - Permainan Strategi

Meskipun terlihat sederhana, akan tetapi game seperti inilah yang justru meningkatkan kemampuan otak karena melibatkan analisis, strategi, dan eksekusi yang tepat. Kamu juga perlu memainkan logika, bagaimana jika bomb diletakan di bawah jembatan, apa yang terjadi? mengapa tidak diletakan ditengah? atau disamping?

Kesimpulan

Game dapat memberikan manfaat atau berakibat buruk tergantung pada pemainnya. Jika dimainkan dalam batas wajar, dengan pengendalian yang baik, dan memilih jenis game yang sesuai, game dapat melatih keterampilan kognitif, memperbaiki kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan konsentrasi, dan melatih strategi.

Namun, jika seseorang menjadi kecanduan game atau terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar, itu dapat memiliki dampak negatif seperti penurunan produktivitas, penurunan kesehatan fisik, dan masalah sosial. Penting bagi pemain untuk menjaga keseimbangan, mengatur waktu bermain dengan bijak, dan memilih game yang mendukung perkembangan positif.

Muhammad Alqi Fahrezi
Muhammad Alqi Fahrezi

Alqi adalah penulis yang berspesialisasi dalam "dunia teknologi, marketing, dan desain grafis". Berpengalaman lebih dari 5 tahun dan memiliki banyak sertifikasi seperti MTCNA, MTCWE, CCT, ACP, CompNetwork Engineering BNSP, dan MTA.

Setelah lulus dari Teknik Komputer dan Jaringan, ia melanjutkan pendidikannya pada jurusan Sistem Informasi. Hingga kini, ia telah bekerjasama lebih dari 60+ brand dan menghasilkan lebih dari 500 juta online. Di waktu luangnya ia juga aktif menjadi pembicara, berorganisasi, dan melakukan web pentesting.

Articles: 6